Ciri-Ciri Black Box Testing
1. Black box testing berfokus pada kebutuhan
fungsional pada software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari software.
2.
Black box testing
bukan teknik alternatif daripada white box testing. Lebih daripada itu, ia
merupakan pendekatan pelengkap dalam mencakup error dengan kelas yang berbeda
dari metode white box testing.
3.
Black box testing
melakukan pengujian tanpa pengetahuan detil struktur internal dari sistem atau
komponen yang dites. juga disebut sebagai behavioral testing,
specification-based testing, input/output testing atau functional testing
Pada black box testing terdapat jenis teknik disain
tes yang dapat dipilih berdasarkan pada tipe testing yang akan digunakan, yang
diantaranya :
1. Equivalence Class Partitioning
2. Boundary Value Analysis
3. State Transitions Testing
4. Cause-Effect Graphing
Kategori error yang akan diketahui melalui black box testing :
- Fungsi yang hilang atau tak benar
- Error dari antar-muka
- Error dari struktur data atau akses
eksternal database
- Error dari kinerja atau tingkah laku
- Error dari inisialisasi dan terminasi
Equivalence Partitioning
Merupakan metode black
box testing yang membagi domain masukan dari suatu program ke dalam kelas-kelas
data, dimana test cases dapat diturunkan [BCS97a]. Equivalence partitioning berdasarkan
pada premis masukan dan keluaran dari suatu komponen yang dipartisi ke dalam
kelas-kelas, menurut spesifikasi dari komponen tersebut, yang akan diperlakukan
sama (ekuivalen) oleh komponen tersebut. Dapat juga diasumsikan bahwa masukan
yang sama akan menghasilkan respon yang sama pula. Nilai tunggal pada suatu
partisi ekuivalensi diasumsikan sebagai representasi dari semua
nilai dalam partisi.
Analisa partisi pada Equivalence Partitioning
Black Box
1. Tester menyediakan suatu model komponen yang
dites yang merupakan partisi dari nilai masukan dan keluaran komponen.
2. Masukan dan keluaran dibuat dari spesifikasi
dari tingkah laku komponen.
3. Partisi adalah sekumpulan nilai, yang dipilih
dengan suatu cara dimana semua nilai di dalam partisi, diharapkan untuk
diperlakukan dengan cara yang sama oleh komponen (seperti mempunyai proses yang
sama).
4. Partisi untuk nilai valid dan tidak valid
harus ditentukan.
Contoh Black Box Testing dengan
Equivalence Partitioning :
Pemeliharaan data untuk
aplikasi bank yang sudah diotomatisasikan. Pemakai dapat memutar nomor telepon
bank dengan menggunakan mikro komputer yang terhubung dengan password yang
telah ditentukan dan diikuti dengan perintah-perintah. Data yang diterima
adalah :
- Kode area
: kosong atau 3 digit
- Prefix
: 3 digit atau
tidak diawali 0 atau 1
- Suffix
: 4 digit
- Password
: 6 digit alfanumerik
- Perintah
: check, deposit, dll
Selanjutnya kondisi input digabungkan
dengan masing-masing data elemen dapat ditentukan sebagai berikut:
- Kode area : kondisi input, Boolean –kode area mungkin ada
atau tidak kondisi input, range –nilai ditentukan antara 200 dan 999
- Prefix : kondisi input range > 200 atau tidak diawali
0 atau 1
- Suffix : kondisi input nilai 4 digit
- Password : kondisi input boolean –passwordmungkin diperlukan
atau tidak kondisi input nilai dengan 6 karakter string
- Perintah : kondisi input set berisi perintah-perintah yang telah
didefinisikan
Daftar Pustaka :
1. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu), (Roger S. Pressman, Ph.D. 2002 : 536)
2. Rosa A. S. - Black Box Testing
3. Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB, Ir. Pranto Busono, M.Kom – Testing & ImplementasC
0 komentar
Posting Komentar
Pembaca Yang Cerdas Selalu Memberikan Jejak Komentar Tentang Artikel Komputer Ini, Bersaudara Lebih Indah Dari Pada Bermusuhan, Dengan Anda Memfollow & Like Di blog Ini Kita Semua Bersaudara & Jangan Lupa saling Membantu. Thank YOU...