Senin, 24 Maret 2014

Black Box Testing dan Contoh Pengujian Black Box


 

Ciri-Ciri Black Box Testing

1.     Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari software.
2.     Black box testing bukan teknik alternatif daripada white box testing. Lebih daripada itu, ia merupakan pendekatan pelengkap dalam mencakup error dengan kelas yang berbeda dari metode white box testing. 
3.     Black box testing melakukan pengujian tanpa pengetahuan detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites. juga disebut sebagai behavioral testing, specification-based testing, input/output testing atau functional testing
Pada black box testing terdapat jenis teknik disain tes yang dapat dipilih berdasarkan pada tipe testing yang akan digunakan, yang diantaranya  :

1.     Equivalence Class Partitioning
2.     Boundary Value Analysis
3.     State Transitions Testing
4.     Cause-Effect Graphing

Kategori error yang akan diketahui melalui black box testing  :

  • Fungsi yang hilang atau tak  benar
  • Error  dari antar-muka
  • Error  dari struktur data atau  akses eksternal database
  • Error  dari kinerja atau tingkah  laku
  • Error  dari inisialisasi dan  terminasi  




Equivalence Partitioning 
Merupakan metode black box testing yang membagi domain masukan dari suatu program ke dalam kelas-kelas data, dimana test cases dapat diturunkan [BCS97a]. Equivalence partitioning berdasarkan pada premis masukan dan keluaran dari suatu komponen yang dipartisi ke dalam kelas-kelas, menurut spesifikasi dari komponen tersebut, yang akan diperlakukan sama (ekuivalen) oleh komponen tersebut. Dapat juga diasumsikan bahwa masukan yang sama akan menghasilkan respon yang sama pula. Nilai tunggal pada suatu partisi  ekuivalensi diasumsikan sebagai  representasi dari semua nilai  dalam partisi.

Analisa partisi pada Equivalence Partitioning Black Box 

1.     Tester menyediakan suatu model komponen yang dites yang merupakan partisi dari nilai masukan dan keluaran komponen.
2.     Masukan dan keluaran dibuat dari spesifikasi dari tingkah laku komponen.
3.     Partisi adalah sekumpulan nilai, yang dipilih dengan suatu cara dimana semua nilai di dalam partisi, diharapkan untuk diperlakukan dengan cara yang sama oleh komponen (seperti mempunyai proses yang sama).
4.     Partisi untuk nilai valid dan tidak valid harus ditentukan.

Contoh Black Box Testing dengan Equivalence Partitioning :
Pemeliharaan data untuk aplikasi bank yang sudah diotomatisasikan. Pemakai dapat memutar nomor telepon bank dengan menggunakan mikro komputer yang terhubung dengan password yang telah ditentukan dan diikuti dengan perintah-perintah. Data yang diterima adalah :
-        Kode area        : kosong atau 3 digit
-        Prefix               : 3 digit atau tidak diawali 0 atau 1
-        Suffix              : 4 digit
-        Password         : 6 digit alfanumerik
-        Perintah           : check, deposit, dll
Selanjutnya kondisi input digabungkan dengan masing-masing data elemen  dapat ditentukan sebagai berikut:
  • Kode area : kondisi input, Boolean –kode area mungkin ada atau tidak kondisi input, range –nilai ditentukan antara 200 dan 999
  • Prefix  : kondisi input range > 200 atau tidak diawali 0 atau 1
  • Suffix  : kondisi input nilai 4 digit
  • Password : kondisi input boolean –passwordmungkin diperlukan atau  tidak kondisi input nilai dengan 6 karakter string
  • Perintah   : kondisi input set berisi perintah-perintah yang telah didefinisikan


Daftar Pustaka :
1. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu), (Roger S. Pressman, Ph.D. 2002 : 536)
2. Rosa A. S. - Black Box Testing
3. Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB, Ir. Pranto Busono, M.Kom – Testing & ImplementasC

0 komentar

Posting Komentar

Pembaca Yang Cerdas Selalu Memberikan Jejak Komentar Tentang Artikel Komputer Ini, Bersaudara Lebih Indah Dari Pada Bermusuhan, Dengan Anda Memfollow & Like Di blog Ini Kita Semua Bersaudara & Jangan Lupa saling Membantu. Thank YOU...